
Sri Astutiningsih, mahasiswa Magister Kependudukan di Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM), berhasil mencatatkan prestasi luar biasa dengan meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 4,00. Ia menjadi salah satu dari 10 lulusan dengan IPK sempurna dari total 1.263 mahasiswa program magister yang diwisuda pada Rabu (23/4). Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa komitmen dan dedikasi dapat membuahkan hasil gemilang, bahkan di tengah berbagai tantangan.
Perempuan yang akrab disapa Tuti ini membagikan kisah perjuangannya dalam menyeimbangkan peran sebagai mahasiswa dan ibu dari dua balita. Suaminya yang bekerja di luar kota membuat Tuti harus membagi waktu secara mandiri antara kuliah dan mengasuh anak. Ia mengaku menjalani proses perkuliahan S2 jauh lebih menantang dibanding masa kuliah sarjananya, namun rasa haru dan bahagia menyertai pencapaian yang telah ia raih.
Tuti memulai studi magisternya setelah menerima beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) pada tahun 2022. Ia memilih Program Studi Kependudukan karena sesuai dengan latar belakang pendidikannya di Politeknik Statistika STIS dan relevan dengan pekerjaannya di Direktorat Statistik Ketahanan Nasional BPS. Menurutnya, banyak data pekerjaan yang berhubungan erat dengan isu kesejahteraan dan kemiskinan penduduk, sehingga studi ini sangat mendukung pekerjaannya.
Selama menempuh studi di UGM, Tuti merasakan dukungan besar dari para dosen dan tenaga kependidikan, terutama ketika harus menghadapi situasi sulit. Salah satu pengalaman yang paling ia kenang adalah ketika harus melakukan presentasi daring sambil memangku anak yang sedang sakit dan dirawat di rumah sakit. Meski penuh tantangan, ia berhasil menjalani perkuliahan berkat dukungan lingkungan kampus yang suportif.
Dalam tugas akhirnya, Tuti mengangkat topik mengenai “Pengaruh Karakteristik Individu dan Indeks Kesulitan Geografis Terhadap Subjective Well-Being di Indonesia”. Ia memanfaatkan data dari BPS untuk mengeksplorasi bagaimana kondisi geografis desa memengaruhi kesejahteraan masyarakat. Ia menyayangkan bahwa data yang kaya tersebut masih belum dimanfaatkan secara maksimal dalam pembentukan kebijakan. Tuti pun menegaskan bahwa peran sebagai ibu tidak seharusnya menjadi penghalang untuk meraih pendidikan tinggi dan memberi kontribusi bagi bangsa.
Penulis : Rahel Eni
Editor : Siti Muyasaroh