Foto: Sosialisasi hasil penelitian di Dinas Pemberdayaan Perempuan dan KB dan Perempuan di Gunung Kidul
Dalam rangka mendukung flagship ketangguhan sosial budaya masyarakat dan berkaitan dengan tujuan SDGs kesetaraan gender, memastikan kehidupan yang sehat, dan pendidikan berkualitas. Magister Kependudukan UGM telah melaksanakan analisis pencapaian pembangunan gender menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia dan analisis pencapaian pembangunan keluarga menggunakan data Pendataan Keluarga oleh BKKBN, Data Potensi Desa. Kegiatan ini berlangsung selama 6 bulan yaitu bulan April hingga November 2025 yang didukung dengan adanya sosialisasi hasil penelitian di Dinas Pemberdayaan Perempuan dan KB dan Perempuan di Gunung Kidul apda 31 Juli 2025.
Selain itu juga telah dilaksanakan pengumpulan data kualitatif melalui FGD, wawancara mendalam terhadap Tokoh kunci (Pegawai Dinas Pemberdayaan Perempuan dan KB dan perempuan di Gunung Kidul dan Sleman. Data pendataan keluarga dipakai untuk menghitung tingkat pencapaian pembangunan keluarga. Selanjutkan dinamakan tingkat pencapaian pembangunan keluarga.
Secara umum, baik Kabupaten Gunungkidul maupun Sleman menunjukkan capaian pembangunan keluarga yang cukup baik, dengan sebagian besar kecamatan berada dalam kategori Tangguh 2 (nilai antara 80–89), dan beberapa lainnya menonjol masuk kategori Tangguh 1 (nilai ≥ 90). Ini mengindikasikan bahwa secara rata-rata masyarakat di kedua kabupaten merasakan tingkat ketenteraman, kemandirian, dan kebahagiaan yang relatif tinggi. Namun, penyebaran nilai tersebut tidak sepenuhnya merata antar kecamatan. Hal ini mencerminkan adanya variasi dalam kualitas hidup dan pembangunan lokal, yang sering kali dipengaruhi oleh perbedaan akses terhadap layanan publik, kondisi geografis, dan tingkat partisipasi sosial masyarakat.
Hasil ini selaras dengan pencapaian indeks otonomi perempuan yang juga sudah baik yaitu mencapai 0,89 di perdesaan dan 0,91 di perkotaan. Bagi kebijakan, hal ini menunjukkan bahwa arah dan proses pembangunan gender dan keluarga sudah benar, namun demikian mengingat berbagai permasalah keluarga masih sering terjadi, selain perlu mempertahankan capaian pembangunan, perlu juga mempertimbangkan indikator-indikator yang lebih sensitif.
Penulis : Raden Rara Wiwik Puji Mulyani