
Salah satu pilar di dalam grand design pembangunan kependudukan (GDPK) adalah pembangunan keluarga. Pilar ini menjadi sangat strategis karena selain menjadi sasaran kebijakan pembangunan penduduk, keluarga juga dapat dijadikan pendekatan dalam kebijakan kependudukan. Pendekatan keluarga bukan dalam pengertian hanya untuk keluarga, tetapi juga dapat diterapkan dalam berbagai kebijakan kependudukan. Memperhatikan nilai strategis atau peran keluarga dalam bukan hanya kebijakan kependudukan tetapi juga kebijakan pembangunan pada umumnya, maka perlu diidentifikasi bagaimana implementasi kebijakan yang menggunakan pendekatan keluarga harus dilakukan.
Pada level pendekatan, sampai sejauh ini masih belum banyak bahasan tentang penggunaan pendekatan keluarga dalam pembangunan/kebijakan pembangunan, khususnya pembangunan kependudukan. Untuk itu perlu melakukan diskusi dan sharing informasi antar stakeholder bahkan jika memungkinkan menyepakati bagaimana pendekatan tersebut digunakan. Sampai saat ini telah muncul dua indikator terkait dengan pembangunan keluarga, yaitu indeks pembangunan keluarga dari BKKBN dan indeks ketahanan keluarga dari KPPA. Hal ini merupakan langkah maju dalam kebijakan kependudukan, karena dua indikator tersebut secara terpisah maupun bersama-sama dapat digunakan dan dimanfaatkan untuk melakukan evaluasi dan monitoring pelaksanaan GDPK.
Laboratorium Kependudukan dan Sumberdaya Ekonomi, Departemen Geografi Lingkungan, Fakultas Geografi serta kerja sama dengan Program Studi Magister dan Doktor Kependudukan Seklah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan seminar dengan tema pendekatan ketahanan keluarga dalam pembangunan kependudukan di Indonesia untuk menjawab isu yang menyangkut evaluasi dan monitoring pelaksanaan GDPK khususnya isu Ketahanan Keluarga dengan melibatkan berbagai narasumber. Narasumber yang dilibatkan diantaranya Dr. Edi Setiawan, S.Si., M.SE., M.Sc. yang merupakan Direktur Bina Kesehatan Remaja BKKBN, Dra. Eko Novi Ariyanti Rahayu yang merupakan Asisten Deputi Pengarusutamaan Gender Bidang Sosial Budaya, serta perwakilan dari akademisi yaitu Dr. Raden Wiwik Puji Mulyani, M.Si Kaprodi S2 Magister Kependudukan dan Dosen Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada. Seminar dilaksanakan pada Rabu, 13 Maret 2024 secara daring. Dr. Edi Setiawan, S.Si., M.SE., M.Sc. mengemukakan bahwa lembaga sangat berperan dalam isu ketahanan keluarga, oleh karena itu diperlukan adanya kesamaan pemahaman oleh lembaga terkait yang berkaitan dengan pembuatan kebijakan kependudukan. Dalam hal ini Peran BKKBN diantaranya,
1. Mengendalikan pertumbuhan penduduk dalam rangka menjaga kualitas dan struktur penduduk penduduk seimbang;
2. Menyelenggarakan program keluarga berencana dan kesehatan reproduksi secara komprehensif;
3. Menyelenggarakan pembangunan keluarga yang holistik integratif sesuai siklus hidup;
4. Membangun kemitraan, jejaring kerja, peran, erta masyarakat dan kerjasama global
5. Memperkuat inovasi, teknologi, informasi dan komunikasi;
6. Membangun kelembagaan, meningkatkan kapasitas dan kesejahteraan SDM aparatur.
Keluarga didefinisikan sebagai unit terkecil yang ada pada masyarakat yang mana terdiri atas suami istri, atau suami, istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya. Keluarga dinilai berkualitas apabila keluarga tersebut dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah. Pembangunan Keluarga merupakan isu lintas sektor yaitu menjadi tanggung jawab antar kementerian atau lembaga serta pemerintah daerah. Dra. Eko Novi Ariyanti Rahayu mengemukakan terkait kualitas keluarga merupakan Isu strategis dalam pembangunan keluarga. Pentingnya kualitas keluarga dalam pembangunan PPPA yaitu untuk mewujudkan kesetaraan gender dan pemenuhan hak anak. Pengembangan kualitas keluarga tercantum pada RPJMN 2020-2024. Arahan presiden untuk kementerian PPPA yaitu peningkatan peran ibu dan keluarga dalam pendidikan. Indeks Pembangunan kualitas keluarga diantaranya, Dimensi kesejahteraan, Dimensi ketahanan, dan Dimensi Partisipasi. Dr. Raden Wiwik Puji Mulyani, M.Si mengemukakan bahwa ketahanan keluarga berkaitan erat dengan ketahanan yang ada di masyarakat atau komunitas yang lebih besar lagi. Pembangunan yang dibentuk pada lingkup keluarga berdampak pada pembangunan masyarakat dan lebih luas lagi. Lebih lanjut disebutkan bahwa aspek yang berkaitan dengan ketahanan keluarga yaitu karakteristik, bagaimana keluarga mengatasi dan menilai suatu permasalahan, bagaimana keluarga beradaptasi pada kondisi, dan sebagainya. Pembangunan dan ketahanan keluarga dalam SDGs tercantum pada nomor 3, 5, dan 8. Pembangunan keluarga merupakan upaya untuk mewujudkan keluarga berkualitas berketahanan dan sejahtera yang hidup dalam lingkungan yang sehat.
Kegiatan ini selaras dengan dengan pilar 1 SDGs tentang No Poverty dan pilar 5 SDGs tentang Gender Equality
Penulis : Siti Muyasaroh
Sumber : TOR Kegiatan